Arsip Blog

Kontes Miss Indonesisch di Belanda




Sejujurnya saya baru mendengar juga mengetahui jika ternyata ada ajang Kontes para remaja keturunan Indonesia - Belanda, Kontes yang dinamakan Kontes Miss Indonesisch.

Wajah Rachel Freeth (16) tampak tegang saat membaca. Pengucapannya terbata-bata dan kerap terdengar janggal untuk telinga orang Indonesia. Dengan susah payah dia mencoba membaca karangan sendiri, tentang asal-muasal kakek dan neneknya, orang Belanda kelahiran Indonesia.

Kerap terdengar janggal saat Rachel membaca kata-kata tertentu. Sebut saja kata ’kakek’, ’nenek’, ’Jawa’, atau ’tengah’. Untuk dua kata pertama, Rachel memberikan penekanan pada bunyi ’ek’ seperti ketika penutur Indonesia mengucapkan kata ’lembek’.

”Nenek saya berasal dari Maluku. Kakek saya lahir di Pulau Java (Jawa). Selain Indonesia, saya juga berdarah Belanda. Di Indonesia kakek saya masih punya keluarga di Java Teeeng-gah,” ucapnya dari atas panggung.

Rachel adalah salah seorang dari 18 ”noni cantik Indonesia-Belanda”, yang mengikuti kontes pemilihan Miss Indonesisch. Sebutan Indonesisch adalah kata lain dari keturunan campuran Indonesia dan Belanda.
Selain didandani, kontestan juga diminta menampilkan pertunjukan budaya Indonesia.

Ada dari mereka yang membaca puisi, menyanyikan lagu tradisional, bahkan pencak silat seperti dilakukan si cantik Monica Nicole Günther (21), mahasiswi program pascasarjana di Nyenrode School of Accounting and Controlling.

Noni cantik Indonesia-Belanda yang punya wajah lebih mirip orang Eropa Timur itu lebih lanjut mengaku punya keturunan Indonesia dari sisi ayahnya.

Mengingat akar
Kakek dari sisi ayahnya berasal dari Sumatera Barat, sementara neneknya dari Jawa Barat. Ibu kandung Monica berasal dari Belanda. Beberapa kerabatnya bahkan masih ada yang tinggal di Jakarta, Bandung, dan Padang. Sayang, Monica mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia.

Pemilihan Miss Indonesisch baru dua kali digelar. Baik tahun lalu maupun tahun ini, kontes kecantikan itu diadakan bersamaan dengan ajang tahunan Pasar Malam Indonesia, yang sama-sama digelar di Lapangan Maliveld, Den Haag, Belanda.

Hadiah kontes kecantikan itu terbilang lumayan. Pemenang utama bisa jalan-jalan ke Indonesia sekaligus mengikuti kursus singkat selama tiga bulan, mempelajari budaya dan bahasa Indonesia.

Menurut pendiri ajang Miss Indonesisch, Avi Widjojoatmodjo, pemenang malah bisa menentukan sendiri tujuannya di Indonesia.

”Niat awal saya, bagaimana caranya anak-anak keturunan Indonesia-Belanda (Indonesisch) itu bisa tetap merasa memiliki akar sejarah orangtua mereka. Karena kebanyakan pesertanya anak muda, saya tidak mau membuatnya sulit,” ujar Avi.

Menurut Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar RI di Belanda Umar Hadi, saat ini di seluruh Belanda terdapat sekitar 1,7 juta orang, setara dengan 10 persen total populasi Belanda, punya rasa keterikatan erat dengan Indonesia, baik secara garis keturunan, sejarah, maupun nostalgia.

Kelompok orang Indonesisch itu mengidentifikasi diri juga sebagai bagian dari orang Indonesia. Mereka paham atau setidaknya akrab dengan budaya dan kebiasaan orang Indonesia.


semoga menambah wawasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...