Arsip Blog

Al-Qaeda Sepeninggal Osama bin Laden

Al-Qaeda memiliki banyak pemimpin yang lebih mumpuni dibandingkan Osama.
 
Osama bin Laden (AP Photo)
"Keadilan telah ditegakkan," ujar Presiden AS, Barack Obama, dengan bersuara lantang, saat memberi keterangan pers dadakan di Gedung Putih jelang tengah malam. Di luar rumah presiden, warga Amerika mulai berkerumun sambil membawa bendera nasional. Tidak peduli dengan dinginnya udara malam, mereka bersorak-sorai menyambut kabar tewasnya Osama bin Laden oleh terjangan peluru pasukan khusus AS, Minggu 1 Mei 2011 di Pakistan.
Kemeriahan itu menyebar ke kota-kota lain di AS. Rakyat AS menyambut kabar itu dengan bernyanyi lagi kebangsaan "The Star-Spangled Banner."

Obama yakin Osama telah tewas. "Saya bisa melaporkan kepada rakyat Amerika dan kepada dunia bahwa AS telah melakukan operasi yang telah menewaskan Osama bin Laden," kata Obama dalam pidato selama sepuluh menit, yang disiarkan langsung oleh jaringan televisi seluruh negara tersebut.
Osama tewas berkat operasi pasukan khusus AS di suatu desa terpencil di Pakistan pada Minggu dini hari waktu setempat.

Namun, cerita Osama tidak berakhir sampai di situ. Sejak dinyatakan buron sampai dikabarkan mati pun Osama masih menjadi "tokoh misteri." Kepastian Osama tewas secara resmi hanya dinyatakan oleh Obama, tanpa perlu melihat langsung kebenarannya.

Jasadnya pun dibiarkan jadi misteri. Muncul kabar mengagetkan bahwa jenazahnya langsung "dikubur" di dalam laut, yang tempatnya tidak disebutkan. Kabar ini terjadi begitu cepat, tidak sampai 24 jam setelah Osama dikabarkan tewas dan hanya beberapa saat setelah Obama mengkonfirmasi kematiannya.

Kabar "dikuburnya" jenazah Osama ke laut, walau belum dikonfirmasi, langsung menjadi santapan sejumlah media utama di AS. Menurut harian The New York Times, dengan menggunakan sumber anonim pihak intelijen, jenazah Osama dibawa ke Afganistan setelah dia tewas dalam baku tembak dengan pasukan khusus AS di satu desa terpencil di Pakistan, Minggu dini hari waktu setempat. Namun, muncul kabar mayatnya kemudian dibuang ke laut.

Kabar ini lalu menyebar ke sejumlah media utama di AS. Belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah AS mengenai kabar itu. Padahal, menurut stasiun berita CBS News, jenazah Osama tadinya direncanakan bakal dikuburkan dengan tradisi Islam, yaitu dikebumikan dalam waktu 24 jam.

Osama berasal dari Arab Saudi. Namun, menurut sumber CBS News, pihak kerajaan Saudi menolak menerima mayat Osama dimakamkan di negeri mereka. Saudi pun telah mencabut kewarganegaraan Osama pada dekade 1990-an.

Menurut sumber yang dikutip harian The Guardian, lokasi penguburan Osama itu menjadi dilema tersendiri bagi pihak AS, karena tidak ada yang bersedia daerahnya menjadi kuburan bagi gembong teroris al-Qaeda itu.
Namun, bila dimakamkan di darat, kecil kemungkinan kuburan Osama menjadi tempat sakral, karena tradisi Wahabi/Salafi pantang menjadikan makam sebagai tempat suci. Raja-raja Arab Saudi saja dimakamkan di nisan yang tidak bernama. Maka, dia akhirnya dimakamkan di dalam laut.  

Kematian Osama bin Laden di tangan pasukan khusus Amerika Serikat di Pakistan tidak langsung membuat Amerika Serikat (AS) dan dunia jadi lebih aman. Ini disadari oleh Obama.

"Tidak diragukan lagi bahwa al-Qaeda akan terus melakukan serangan kepada kita. Maka, kita harus dan akan tetap waspada, baik di dalam maupun di luar negeri," kata Obama.

Usai pengumuman Obama, menurut kantor berita Associated Press, Departemen Luar Negeri AS telah mengirim surat peringatan ke seluruh kedutaan AS di berbagai negara. AS tampaknya mengantisipasi munculnya serangan balasan dan aksi-aksi anti Amerika setelah tewasnya Osama.

Sejumlah negara pun juga menerapkan sikap waspada atas serangan balasan teroris, menyusul kabar kematian Osama. Langkah serupa juga diterapkan aparat keamanan Indonesia, dengan meningkatkan kewaspadaan.

Pengamat terorisme global dari Universitas Monash, Australia, Greg Barton, juga memperingatkan bahwa akan ada Osama-Osama yang lain yang akan meneruskan teror Al-Qaeda di seluruh dunia. Dilansir dari harian The Brisbane Times, 2 Mei 2011, Barton mengatakan Al-Qaeda bukanlah kelompok kecil yang bisa runtuh hanya dengan kematian Osama.

"Al-Qaeda telah menjadi sebuah organisasi yang berada di seluruh dunia berdasarkan letak geografis, jadi kematian Osama tidak akan merubah hal itu."

Al-Qaeda, ujarnya, memiliki banyak pemimpin yang lebih mumpuni dibandingkan Osama. Barton menjelaskan, posisi Osama akan segera digantikan orang lain, dan akan begitu seterusnya sampai entah kapan.

"Akan ada yang menggantikan posisinya. Osama bukanlah seorang intelektual atau seorang penulis hebat, Dia hanyalah seorang pemimpin karismatik di antara yang lainnya. Dia terkenal karena telah berhasil kabur dan bersembunyi sekian lama," ujar Barton.

Karisma yang dimiliki Osama, ujarnya, tidak banyak dimiliki oleh pemimpin dan intelektual lainnya. Namun, Barton yakin posisi Osama akan dengan mudah digantikan, dan pergerakan Al-Qaeda tidak lantas akan berakhir dengan kematian satu orang.

Barton juga memperingatkan AS dan para sekutunya akan popularitas Osama yang akan menanjak jika mereka tidak berhati-hati dalam pemberitaan. "Saya kira dia (Presiden Barack Obama) akan mengambil langkah yang hati-hati dan terukur, jika tidak ini malah akan menjadi senjata makan tuan," ujar Barton.

"Bagi banyak orang, Osama adalah seorang martir, jadi jika AS menyampaikan pernyataan yang menghujat Osama atau menjelek-jelekannya seakan-akan dia iblis, hal ini hanya akan menambah popularitas Osama di antara para pendukungnya," lanjut Barton lagi.

Osama dikenal sebagai pemimpin jaringan teroris al-Qaeda. Kelompok itu bertanggungjawab atas sejumlah serangan teror atas AS. Paling dahsyat adalah saat menghancurkan Menara Kembar World Trade Center di New York dan menghantam kantor Departemen Pertahanan AS, Pentagon.

Insiden-insiden itu dilakukan melalui pembajakan sejumlah pesawat sipil secara terkoordinasi pada 11 September 2011. Di AS, insiden yang menewaskan sekitar 3.000 orang itu dikenal sebagai tragedi 9/11. Itulah sebabnya Osama menjadi orang buruan nomor satu dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Perburuan 10 Tahun
Obama memastikan bahwa Osama bin Laden telah tewas di Pakistan. Namun, Obama tidak secara rinci mengungkapkan bagaimana pemimpin jaringan teroris al-Qaida itu bisa dibunuh, selain hanya menyatakan bahwa dia tewas dalam suatu baku tembak dengan pasukan khusus AS, yang dilancarkan Minggu 1 Mei 2011 di suatu desa yang tidak begitu jauh dari ibukota Pakistan, Islamabad.

Kalangan media massa AS, dengan menggunakan sumber-sumber anonim di intelijen dan pemerintah, memberi gambaran bagaimana Osama bisa dilacak dan tewas setelah menjadi orang buruan dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Menurut stasiun berita MSNBC, semua itu bermula dari nama seorang kurir Osama. Sumber di kantor kepresidenan AS (Gedung Putih) Senin dini hari mengungkapkan bahwa perburuan atas Osama sudah dimulai sejak Tragedi 11 September 2001 (9/11), peristiwa yang mengangkat nama Osama dan jaringan al-Qaeda ke sorotan dunia.

Perburuan itu akhirnya berujung pada akhir tahun lalu, saat tim intelijen mendeteksi suatu kamp di Pakistan.

"Dari awal kami mendeteksi bin Laden sebagai ancaman, AS kemudian mengumpulkan informasi mengenai orang-orang di lingkaran bin Laden, termasuk para kurir pribadinya," kata seorang pejabat senior Gedung Putih, yang memberi informasi latar belakang kepada kalangan pers, yang dikutip MSNBC.

Setelah serangan teror 9/11, mereka yang ditangkap itu memberi informasi mengenai kurir-kurir Osama. "Seorang kurir mendapat perhatian khusus dari kami. Para tahanan hanya memberi nama samaran. Mereka yakin orang ini merupakan salah satu kurir yang dipercaya bin Laden," tutur pejabat yang tidak diungkapkan namanya itu.

Pada 2007, intelijen AS akhirnya mendapat nama asli kurir itu. Dua tahun kemudian, seperti yang diutarakan MSNBC, tim intelijen AS menandai sejumlah wilayah di Pakistan, tempat operasi si kurir dan saudara kandungnya. "Mereka sangat hati-hati, ini yang membuat kami yakin bahwa kami sudah berada di jalur yang benar," ujar sumber itu.

Pada Agustus 2010, intelijen AS menemukan "rumah mereka di Abbottabad," suatu wilayah yang terpencil. Menurut stasiun berita ABC News, Abbottabad adalah kota berpenduduk 90.000 jiwa, yang terletak di Lembah Orash. Jaraknya sekitar 64 km dari sebelah utara ibukota Pakistan, Islamabad.

"Saat kami melihat kamp itu, kami terkejut atas apa yang kami lihat, yaitu kamp itu benar-benar sangat unik dan luas," lanjut pejabat itu.

Lokasinya delapan kali lebih luas dari rumah-rumah biasa di wilayah itu. Kamp itu dibangun pada 2005 di pinggir suatu kota kecil dan kini sudah dibangun beberapa rumah baru.

Keamanan fisik kompleks itu luar biasa, dikelilingi dinding setinggi 12 hingga 16 kaki (sekitar lima meter). Kamp itu pun hanya memiliki dua gerbang keamanan. Penghuninya tidak membuang sampah, melainkan membakarnya hingga hangus.

Tidak ada satu pun bangunan di kamp itu memiliki jendela yang menghadap ke jalan. Salah satu bangunan di kamp itu memiliki tembok khusus setinggi 7 kaki (sekitar 2 meter). Kompleks itu pun tidak memiliki sambungan telepon kabel, maupun internet. Kendati demikian, menurut sumber di stasiun berita ABC News, nilai kompleks itu ditaksir US$1 juta. 

Berdasarkan pengamatan itu, tim analis intelijen AS menyimpulkan bahwa kompleks tersebut "dibangun untuk menyembunyikan orang penting."

Selain dua kakak beradik itu, intel AS juga mengetahui bahwa "ada keluarga ketiga yang tinggal di situ." "Gambaran keluarga itu cocok dengan perkiraan kami bahwa mereka adalah keluarga bin Laden. Informasi kami yang paling akurat menyatakan bahwa bin Laden ada di sana bersama istrinya yang termuda," kata pejabat Gedung Putih itu.

Saat itu belum ada bukti yang kuat, namun gambarannya sangat cocok. Ini terlihat dari keamanan, latar belakang para kurir, dan desain kompleks itu. "Koleksi data dan analisis kami memperkuat keyakinan bahwa kompleks itu dihuni seorang teroris target bernilai tinggi. Ada kemungkinan yang besar bahwa itu adalah bin Laden," ujar pejabat itu.

Informasi itu tidak disiarkan ke negara lain. "Hanya sekelompok orang di tubuh pemerintahan kami yang tahu operasi ini," tutur sumber tersebut.

Operasi memburu Osama berjalan lancar, kecuali saat terjadi masalah mekanik dengan sebuah helikopter AS. Tidak ada personil yang terluka dan semuanya pindah ke heli yang lain. Pejabat itu tidak mengungkapkan tipe helikopter atau berapa banyak personel AS yang terlibat.

Namun, menurut sumber untuk stasiun berita ABC News, pasukan khusus Angkatan Laut AS, Navy Seals, terlibat dalam operasi memburu Osama. Dua helikopter AS bergerak ke kompleks itu pada Minggu dini hari, 1 Mei 2011, sekitar pukul 1.30 hingga 2 waktu setempat.

Sebanyak 20-25 pasukan khusus Navy Seals itu di bawah kendali Komando Bersama Operasi Khusus. Bekerjasama dengan agen intelijen CIA, mereka menyerbu masuk kamp itu. Baku tembak antara pasukan AS dan Osama serta para pengikutnya tidak terhindarkan.

"Operasi ini dilakukan tim kecil yang dirancang untuk meminimalisir kerusakan yang luas. Tim kami sudah berada di sekitar kamp itu selama tidak sampai 40 menit dan tidak menjumpai pihak berwenang lokal," tutur sumber itu.

Osama kemungkinan turut serta dalam baku tembak itu. "Bin Laden terbunuh dalam kontak senjata saat tim kami masuk ke kamp," demikian ungkap pejabat AS itu.

Apakah Osama sempat menembak, tanya wartawan. "Dia melakukan perlawanan atas pasukan kami dan dia tewas dalam baku tembak," demikian keterangan pejabat itu. Dia setidaknya mengalami satu luka tembak di bagian kepala. Tidak disebutkan, berapa luka tembak yang menewaskan Osama bin Laden.

Dalam baku tembak itu, empat pria dewasa tewas. Mereka adalah Osama, putranya, dan dua kurir. Seorang perempuan dewasa pun tewas.  Beberapa perempuan lainnya cedera. Namun, nama-nama mereka tidak diungkapkan.

Pasukan khusus itu lalu membawa mayat Osama untuk diperiksa dan kemudian yakin bahwa itu adalah gembong teroris yang selama ini menjadi buruan AS dan sekutu-sekutunya. (sj)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...